Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 25 Maret 2012

ANTARA KASIHAN DAN KESAL


           Mungkin kita sering melihat, ketika berhenti di lampu merah anak kecil, ibu-ibu yang masih sehat tubuhnya ataupun orang tua yang sudah lanjut usia meminta-minta ke pengendara agar di beri sejumlah uang. Memang antara kasihan dan kesal melihat pemandangan seperti ini. Hal ini yang akan saya bahas dalam tulisan saya kali ini.
           Kebanyakan dari kita mungkin bertanya-tanya, apakah mereka (para pengemis) itu sudah berusaha keras mencari pekerjaan tetapi tidak di dapatnya atau mereka memang hanya ingin mengharapkan belas kasih dari orang lain dengan kata lain malas.
           Beberapa waktu lalu saya melakukan survey yaitu dengan bertanya kepada anak kecil yang sedang minta uang receh di lampu merah daerah Jakarta selatan, dia mengaku mengemis bukan kemauan dia tetapi karena di suruh oleh orang tua mereka, sungguh sangat ironis melihat fakta ini. Anak kecil yang seharusnya menuntut ilmu untuk menggapai cita-citanya akan tetapi harus mencari uang yang bukan kewajiban di usianya.
           Sering kita melihat di televisi anak balita bahkan batita di sewakan untuk di jadikan pengemis. Sungguh tega para orang tua yang melakukan tindakan yang melanggar HAM tersebut, apakah ini kemauan orang tua tersebut atau hanya karena desakan ekonomi yang membuat mereka tega melakukannya.
            Bagaimana pemerintah mensikapi permasalahan seperti ini? bayangkan saja hampir 30% rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, pemerintah yang seharusnya memelihara anak terlantar malah asik sendiri dengan persoalan yang tidak ada pengaruhnya terhadap rakyat.
             Akhirnya dapat di simpulkan bahwa persoalan ini di akibatkan karena factor manusianya yang memang malas bekerja dan juga merupakan kesalahan pemerintah yang kurang memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seharusnya pemerintah memberi penyuluhan sekaligus memberi lapangan pekerjaan bagi para pengemis tersebut.            
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar